Jumat, 04 Juni 2010

Kemendag Perketat Awasi Tabung Gas Elpiji

0 komentar
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan koordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Pertamina untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan pembinaan industri, karena banyak ditemukan selang gas elpiji yang tidak mempunyai SNI.

Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Lili Asdjudiredja mempertanyakan kinerja Kemendag selama ini. Pasalnya, banyak kebakaran yang terjadi karena disebabkan oleh tabung gas elpiji yang meledak.

Lili menjelaskan, berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN), ditemukan sebanyak 100 persen selang gas, 66 persen tabung gas elpiji 3 kilogram (kg), 50 persen kompor gas hasil konversi, serta regulator gas sebanyak 20 persen dari sampel uji coba, yang tidak memiliki SNI.

Lili mengakui, pihaknya terkejut dengan hasil temuan BSN yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Lili juga meminta kepada Kemendag untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat.

“Di Jakarta saja korban atas ledakan tabung gas elpiji 3 kg dan komponennya sudah banyak. Pemerintah harus lebih memberikan perhatian lagi," imbuhnya, di Jakarta, Kamis (3/6).
Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Subagyo membantah, apabila selang tabung gas yang beredar tidak memenuhi standar SNI. “Ya mungkin selang yang diambil sample itu tidak memiliki SNI, tapi kalau yang beredar tidak semuanya bermasalah,” tegas Subagyo.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Pengawasan Barang Beredar Kemendag Inayat Imam. Menurutnya, memang masih ada selang gas yang beredar di pasaran yang tidak memiliki SNI. “Kalau dari yang kami periksa paling hanya sekira satu persen yang tidak memenuhi SNI,” ungkap Inayat.

Subagyo mengatakan, untuk meningkatkan pengawasan barang beredar selang, tabung, regulator, dan karet penyegelnya akan ditingkatkan, pihaknya membentuk kerja sama dengan Kemenperin, Kementerian ESDM, dan Pertamina.
“Dalam rapat yang kita lakukan pada 31 Mei lalu, kita sepakat untuk meningkatkan pengawasan karena banyaknya kebakaran yang terjadi,” tuturnya.
Selain meningkatkan pengawasan, Subagyo menjelaskan, pihaknya juga akan meningkatkan sosialisasi edukasi penggunaan kompor gas kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang tidak peka terhadap cara penggunaan kompor gas. “Masyarakat kurang edukasi. Misalnya, menaruh kompor gas seharusnya di tempat yang sirkulasinya bagus,” terangnya.

Lebih lanjut, Subagyo mengungkapkan, meledaknya tabung gas elpiji, juga dikarenakan oleh rubber seal (karet hitam tutup tabung) yang belum memiliki SNI, sehingga menyebabkan tutup tabung gas menjadi longgar.

Oleh karena itu, Kemenperin, menurut Subagyo, sedang mengajukan rubber seal untuk mendapatkan SNI. “Sekarang, sedang dalam pengujian, semoga tidak ada lagi kebakaran akibat tabung gas,” kata Subagyo.
Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Kemenperin Ansari Bukhari sebelumnya pernah mengatakan, pihaknya belum mengetahui berapa banyak perusahaan yang belum memproduksi selang gas yang tidak memiliki SNI.
Sementara itu mengenai karet tabung gas, Ansari mengatakan, pihaknya sedang melakukan pengkajian agar karet gas juga memiliki SNI. “Kita sedang kaji, tapi kita juga menunggu permintaan dari peengusaha untuk dibuat SNI nya,” kata Ansari.
Ketua Asosiasi Tabung (Asitab) Tjiptadi menyambut baik rencana pemerintah untuk melakukan sidak ke perusahaan tabung gas. Hal ini dikarenakan banyaknya tabung palsu yang beredar di pasaran. 

“Saya sudah bilang kepada seluruh anggota, kalau saya sudah masuk ke pabrik kalian (sidak), kalian tidak bisa macam-macam, silahkan tanggung sendiri, saya sudah ingatkan sejak lama agar mereka tidak melanggar ketentuan," tegas Tjiptadi.

Untuk mendukung sidak tersebut, Tjiptadi menjelaskan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Kemenperin dan Kemendag. “Kemendag kan bagian barang beredar, dan Kemenperin untuk pabriknya jadi kita akan koordinasi dengan mereka, minggu ini saya akan lakukan koordinasi dengan mereka,” paparnya.

Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Basuki Trikora Putra mengatakan,

Pertamina telah menjamin 100 persen tabung elpiji 3 kg bebas kebocoran. Menurutnya, sampai dengan saat ini, Pertamina belum mendapatkan laporan adanya tabung gas 3 kg yang meledak akibat kebocoran.

“Kita jamin 100 persen semua tabung gas 3 kg yang baru diisi atau yang sudah keluar dari stasiun pengisian elpiji Pertamina, tidak mengalami kebocoran,” tukas Basuki.(net)

0 komentar:

Posting Komentar