Mendapat desakan itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo berusaha meredam amarah anggota dewan atas kinerja aparat perpajakan. “Pak, kami pahami energi di panja bahwa Bapak ingin kantor pajak bisa sukses.
Kalangan DPR tidak puas dengan kinerja yang ditujukan aparat perpajakan dalam memberikan laporan yang selalu tidak akurat. Data yang berbeda itu menyangkut penyelidikan penyimpangan perpajakan PT Permata Hijau Sawit (PHS). Kementrian Keuangan pada awal Mei 2010 menyebutkan kasus pajak PT PHS adalah Rp 300 miliar. Namun, saat Menteri Keuangan dipimpin Agus Martowardojo, laporan penyimpangan berubah menjadi hanya Rp 198 miliar.
Ketua Panja Perpajakan Melchias Markus Mekeng menyesalkan perbedaan data yang terus terjadi dalam penyedilikan aparat perpajakan. “Bagaimana ini bisa terjadi. Seorang pejabat negara menyampaikan data berbeda?” tanya Malchias.
Ia menyangsikan reformasi birokrasi di sektor perpajakan berjalan mulus. “Data saja ngak akurat, maka bisa dipercaya reformasi birokrasi,” kritiknya.
Sementara itu, Direktur Direktorat Jendral Pajak Mohammad Tjiptarjo menolak berkomentar mengenai desakan mundur dirinya oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). “Kalau masalah itu no comment saya,” tandas Tjiptarjo di tempat sama.(net)
0 komentar:
Posting Komentar