Rabu, 24 Maret 2010

IKM Adakan Festival Seni Budaya Minang dan Bazaar

0 komentar

26 Maret - 6 April 2010
Menampilkan Seni KIM dan Saluang
LUBUKLINGGAU- Ikatan Keluarga Minang (IKM) Kota Lubuklinggau akan mengadakan kegiatan festival seni budaya minang dan bazaar. Demikian diungkapkan Ketua IKM Kota Lubuklinggau, Drs H Harun Rasyid, SH, Selasa (23/3). Dikatakan Harun, kegiatan perdana sejak berdirinya IKM Lubuklinggau-Musi Rawas 1976, akan digelar di Lapangan Eks Kompi Bantuan Kelurahan Air Kuti Kecamatan Lubuklinggau Timur I (dahulu terkenal dengan sebutan Kompi Taba Pingin). Acara akan direncanakan berlangsung selama 12 hari, sejak 26 Maret sampai dengan 6 April 2010.
“InsyaAllah Walikota Lubuklinggau, Bapak H Riduan Effendi, berkenan membuka secara resmi kegiatan IKM ini,” harap H Harun Rasyid.
Dijelaskan Harun, acara tersebut mengusung tema, jadikan seni dan budaya Minang untuk mempererat tali persaudaraan antara perantau Minang. Maksudnya ruh yang melatarbelakangi kegiatan IKM ini untuk meningkatkan rasa persaudaraan dan persatuan khususnya kepada sesama perantau Minang. Berikutnya akan memperluas wujud persatuan tersebut kepada semua etnis terutama dimana komunitas perantau Minang berada.
“Sebut saja untuk IKM Lubuklinggau, semangat persatuan dan kesatuan para perantau Minang harus selalu dipupuk. Serta dijadikan modal awal guna berkontribusi dalam program pembangunan Kota Lubuklinggau,” ajaknya.
Menurut Harun, komunitas perantau Minang di Kota Lubuklinggau maupun Kabupaten Musi Rawas (Mura) secara kuantitas diperkirakan cukup banyak. Peran sosial ekonominya juga bisa disebut signifikan. Dicontohkannya, komunitas pedagang pakaian di Pasar Inpres Kota Lubuklinggau. Jumlah toko pakaian milik perantau Minang mencapai ratusan unit.
“Setiap toko mempekerjakan tenaga kerja umumnya remaja putri rata-rata dua orang. Tenaga kerja tersebut mayoritas berasal dari etnis lokal, asli Lubuklinggau atau Mura. Hal ini sejalan dengan salah satu visi pembangunan yang dicanangkan pasangan Wako-Wawako, H Riduan Effendi dan SN Prana Putra Sohe, menjadikan Kota Lubuklinggau sebagai kota yang unggul dalam jasa perdagangan,” urai Harun panjang lebar.
Dengan demikian lanjutnya, disadari atau tidak peran perantau Minang terkait visi pembangunan duo H Riduan Effendi dan SN Prana Putra Sohe, cukup strategis. Belum lagi bicara jasa usaha rumah makan mayoritas pelakunya juga perantau Minang, tentu saja punya andil membuat tamu pengunjung daerah ini menjadi betah. Pun demikian halnya bila mengkaitkan upaya Pemkot Lubuklinggau untuk mewujudkan kota ini menjadi kota madani, atau di Pemkab Mura sedang fokus pula untuk mewujudkan Mura Darussalam. “Perantau Minang sangat berpotensi untuk berperan serta atau turut andil mewujudkan kedua tujuan mulia tersebut. Karena latar belakang etnis Minang sendiri cukup dikenal religius,” imbuh Harun.
Karena itu tambah Harun, kegiatan seni budaya minang dan bazaar yang segera akan diadakan IKM Kota Lubuklinggau membutuhkan peran aktif serta partisipasi seluruh perantau Minang khususnya. Diharapkan pula kontribusi dari semua elemen masyarakat dan pemerintah, baik Kota Lubuklinggau maupun Mura. Karena ujung dari upaya ini untuk memberikan andil sebesar-besarnya dalam program pembangunan di kedua daerah bersaudara tersebut.
Informasi penting lainnya terkait pelaksanaan pentas seni budaya minang dan bazaar IKM Kota Lubuklinggau, panitia pelaksana telah menyiapkan 100 unit tenda stan. Tenda tersebut akan dimanfaatkan pedagang Minang berasal dari Lubuklinggau, Mura dan Palembang (Sumsel), Padang (Sumbar), Jambi, Bengkulu, Lampung serta Jakarta. Selain itu bazaar juga akan diisi oleh stan-stan promosi produk.
Berdasarkan agenda kegiatan yang sudah disiapkan panitia pelaksana terdiri dari, acara pembukaan oleh Walikota Lubuklinggau, H Riduan Effendi, Sabtu (27/3) pukul 20.00 WIB. Selanjutnya pada 28 Maret hingga 3 April 2010 dilaksanakan pentas seni budaya Minang KIM dari Kota Padang (Sumbar). Kemudian diteruskan pada 4-5 April, pentas seni budaya Saluang dari Kota Bukit Tinggi (Sumbar). Kegiatan berakhir pada 6 April, sebelum ditutup dilakukan acara pengukuhan pengurus Ikatan Pemuda Minang Kota Lubuklinggau masa bakti 2010-2012.
Sekedar diketahui IKM Kota Lubuklinggau berdiri pada 1976. Dengan demikian hingga sekarang organisasi yang mengayomi 15 kelompok minang yang ada di kota ini sudah berusia 34 tahun. Sepanjang berdirinya sudah mengalami enam kali kepengurusan antara lain diketuai, HR Dt Pamuntjak, Tarmizi (Mantan Kasdim o406 Mura), Herman Rahim, St Ruslan Muis, Drs Novendri dan Drs H Harun Rasyid SH.
“Kegiatan yang bernuansa hiburan dan bisnis ala Minang ini juga memiliki tujuan jangka pendek yaitu ingin merampungkan pembangunan Gedung IKM Bundo Kanduang di Kelurahan Bandung Kiri Kecamatan Lubuklinggau Barat I,” pungkas Harun.(12)

0 komentar:

Posting Komentar