Rabu, 03 Maret 2010

Jarimatika Metode Baru Cinta Matematika

0 komentar

Menggunakan Jari Tangan
LUBUKLINGGAU- Apakah anak Anda tidak suka matematika? susah memahami angka dan bilangan? enggan belajar berhitung? Bahkan apakah Anda pernah mengalami hal demikian? Padahal matematika merupakan bidang ilmu penting untuk dikuasai. Demikian pertanyaan bertubi diungkapkan Direktur Jarimatika Unit Lubuklinggau, Yoyok Cahyo N, S.ST, Selasa (2/3)
Menurut Yoyok, keadaan demikian seringkali memunculkan ketidak-sabaran pada diri anak dan orangtua. Kemudian tidak jarang melahirkan proses memaksa dan terpaksa, sebuah kondisi yang sangat tidak menyenangkan kedua belah pihak.
Jarimatika Unit Lubuklinggau hadir untuk menjawab persoalan yang seringkali jadi momok bagi anak-anak. Meskipun matematika (mungkin,red) memang tidak mudah, tetapi paling tidak bisa membuatnya menyenangkan. “Salah satu hal yang bisa membuat anak-anak senang dengan matematika adalah kebebasan mereka bereksperimen dengan ilmu berhitung tersebut. Untuk bisa bereksperimen anak-anak harus kaya dengan metode. Saat ini berkembang berbagi macam metode untuk berhitung. Pada intinya semua metode adalah baik. Semua anak berhak untuk mempelajari metode-metode yang ada, sehingga mereka kaya akan suatu cara. Jika mereka kesulitan dengan satu cara, mereka akan menggunakan cara lain untuk menyelesaikannya,” papar Yoyok.
Jarimatika berasal dari kata ‘jari’ dan ‘aritmatika’, lanjut Yoyok. Maksudnya, mempelajari aritmatika hanya memerlukan jari-jari tangan. Sebuah metode temuan Septi Peni Wulandari, seorang Sarjana Gizi Fakultas Kesehatan di Salatiga, Jawa Tengah.
Lembaga pendidikan informal, Jarimatika, hadir dengan metode terbaru dalam belajar berhitung. Sebut saja operasi KA-BA-TA-KU yaitu cara berhitung (operasi KAli-BAgi-TAmbah-KUrang) dengan menggunakan jari-jari tangan. Metode ini memperkenalkan kepada anak bahwa matematika (khususnya berhitung) itu menyenangkan. “Dalam proses yang penuh kegembiraan itu anak dibimbing untuk bisa dan trampil berhitung dengan benar,” imbuh Yoyok.
Sekilas dijelaskan Yoyok, penemuan metode operasi KA-BA-TA-KU oleh Septi Peni Wulandari, dilakukan melalui berbagai survey penggunaan metode berhitung yang ada. “Bahkan berulangkali uji coba proses di laboratorium sang penemu, selama tiga tahun langsung ke anak-anaknya. Metode dan konsep belajar tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak saja, tapi ibu rumah tangga pun bisa memilikinya dengan mudah dan menyenangkan,” tutur pria berstatus PNS.
Lantas bagaimana sistem pembelajaran di Jarimatika Unit Lubuklinggau bisa dimulai? Menerima peserta belajar mulai usia 3 tahun, jenjang belajar terdiri dalam 4 level. Masing-masing level biasanya ditempuh dalam waktu 3 bulan. Dibandingkan metode lain, Jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep terlebih dahulu. Baru kemudian ke cara cepatnya, sehingga anak-anak menguasai ilmu secara matang.
Metode belajar yang disampaikan secara “fun” membuat anak tidak merasa jenuh sehingga belajar berhitung menjadi ‘Mudah dan Menyenangkan’, sebagaimana slogan Jarimatika. Di Jarimatika, terungkap berbagai keajaiban jari tangan manusia. Selama ini kebanyakan orang berhitung dengan jari hanya bisa sampai 10. Akibatnya banyak ahli menyarankan untuk tidak mengenalkan konsep berhitung menggunakan jari, karena akan mengalami kesulitan apabila telah masuk dalam hitungan 10 ke atas.
Akan tetapi dengan operasi KA-BA-TA-KU, jari-jari tangan manusia bisa digunakan untuk operasi tambah kurang lebih dari 10. Bahkan sampai ratusan maupun ribuan pun masih tetap bisa menggunakan sepuluh jari. Tidak ingin membebani memori otak, tidak perlu alat, satu hal yang menjadi dasar Jarimatika. Membiasakan anak mengembangkan otak kanan dan kirinya baik secara motorik maupun secara fungsional, sehingga otak bekerja lebih optimal. Karena diberikan secara menyenangkan, maka system limbic di otak anak akan senantiasa terbuka sehingga memudahkan anak dalam menerima materi baru.
Jumlah siswa per kelas dibatasi tidak lebih dari 10 anak, sehingga setiap siswa yang belajar di Jarimatika Unit Lubuklinggau dibimbing secara intensif oleh fasilitator terlatih dan telah mendapatkan sertifikasi dari Jarimatika pusat.
Pusat belajar yang berlokasi di Jalan Majapahit No.25 RT 1 Kecamatan Lubuklinggau Timur I, juga membuka program baru, seperti CALIS (belajar baca tulis), JARICALIS (belajar jarimatika dan baca tulis), Privat El-Hajeer (privat SD dan SMP), serta BTQ (Baca Tulis Al Qur’an). “Nah, dengan hadirnya unit Lubuklinggau, anda tak perlu bingung lagi karena solusi anak mudah belajar berhitung telah tersedia,” pungkas Yoyok Cahyo N, S.ST.(12)

0 komentar:

Posting Komentar