JAKARTA- Sedikitnya 28 asosiasi industri nasional yang tergabung dalam Lintas Asosiasi Nasional menolak kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Karena, bisa menghambat kinerja industri manufaktur nasional yang saat ini masih belum pulih seutuhnya.
Beberapa asosiasi tersebut di antaranya adalah Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), dan Asosiasi Industri Minuman (Asrim).
“Pada awal tahun, pemerintah berjanji tidak menaikkan TDL. Tapi,ternyata, dalam 1-2 minggu ini, keputusan itu berubah lagi. Kami meminta, pemerintah konsisten dengan janjinya, satu kata, satu perbuatan,” kata Koordinator Lintas Asosiasi Nasional Franky Sibarani di Jakarta, Rabu (5/5).
Menurutnya, sikap penolakan industri tersebut disampaikan dalam surat petisi dan akan diberikan kepada Presiden. “Rencananya, surat itu kami sampaikan sebelum 19 Mei 2010. Sebab, pada 19 Mei 2010, Komisi VI berencana memanggil tujuh menteri untuk membahas tantangan daya saing industri nasional,” lanjutnya.
Kepala Unit Kaca Pengaman Asosiasi Kaca Lembaran Dan Pengaman (AKLP) Yustinus Gunawan menyatakan, kenaikan TDL akan menghambat industri kaca lembaran yang tidak bisa berhenti berproduksi dan menjual produk, terutama kaca pengaman mobil. “Jadi tolong, pemerintah memikirkan hal itu,” tambah Yustinus.
Anggota Federasi Gabel Yeane Keet menyatakan, pihaknya mempertanyakan sikap pemerintah dalam mendukung industri dalam negeri. Pasalnya, pada saat ini, banyak relokasi pabrik elektronik ke Indonesia. “Jangan sampai kenaikan TDL menjadi basis investor menarik niat investasinya,” pungkas Yeane.(net)
Kamis, 06 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 komentar:
Posting Komentar