Nilai tukar rupiah diperkirakan akan kembali terangkat seiring dengan kembali derasnya arus aliran dana asing ke Indonesia. “Arahnya kembali menguat,” ucap Pejabat Sementara Gubernur BI Darmin Nasution kepada pers di gedung BI Jakarta, kemarin.
Sepanjang perdagangan akhir pekan ini kurs tengah BI mencatat penguatan nilai tukar rupiah sebesar 21 poin dari Rp 9.115 per menjadi Rp 9.094 per USD. Darmin memperkirakan kondisi saat ini memungkinkan rupiah kembali menguat, meski tidak akan berlangsung secara terus menerus.”“
“Masih banyak pemain, pemilik dana yang barangkali lihat-lihat sebenarnya Eropa bagaimana, beneran nggak USD 1 triliun tahun ini. Tapi kebanyakan pemain sudah optimistis, sehingga di pasar modal dan valas kecenderungannya membaik,” jelas Darmin.
Mantan Dirjen Pajak ini juga mengungkapkan BI hingga kini belum memastikan apakah akan melakukan kebijakan capital control seperti membatasi minimal jangka waktu investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia.
“Kita sedang mengkaji. Sebenarnya IMF bilang itu (capital control, red) sebagai upaya terakhir, jadi bisa saja. Kita sedang mengikuti dengan cermat. Sekarang kita sudah punya data yang lengkap, biarlah kita pikirkan dulu,” ujar Darmin.
Mengendap di SBI
Sementara itu, Kepala Biro Humas BI Difi A Johansyah mengungkapkan, dana yang mengendap di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sampai dengan akhir April 2010 mencapai Rp 346,6 triliun. Naik jika dibandingkan April 2009 yang jumlahnya sebesar Rp 233,4 triliun.
Sedangkan SBI Syariah baru yang 1 bulan saja, per April ini mencapai Rp 2,8 triliun,” ujar Difi. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2009, Difi mengatakan memang terjadi perpindahan dana ke SBI jangka waktu menengah dan panjang.
0 komentar:
Posting Komentar