Jumat, 07 Mei 2010

Investor Tunggu Kepastian Pengganti Sri Mulyani

0 komentar
JAKARTA- Nama Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan tampaknya masih sangat ‘’menjual” di kalangan investor yang bermain di bursa saham tanah air. Kepada wartawan, Kamis (6/5), Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu, Rahmat Waluyanto mengatakan bahwa mundurnya Sri Mulyani telah memicu kenaikan yield (imbal hasil) surat utang hingga 30 bps hanya dalam waktu setengah hari saja.

“Waktu kemarin (Sri Mulyani dipastikan mundur), setengah hari ada kenaikan yield surat utang hingga 30 bps. Padahal biasanya kenaikan yield dalam sehari hanya sekitar 5 bps. Credit Default Swap (CDS-resiko gagal bayar) juga mengalami kenaikan yang signifikan, hingga 200-203 bps. Minggu kemarin hanya sebesar 153 bps,” ungkap Rahmat.

Dengan fluktuatif kondisi terkini ekonomi tanah air, yang terpengaruh dengan keputusan mundurnya Sri Mulyani, Rahmat mengatakan bahwa ini menunjukkan adanya perubahan persepsi investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia setelah ditinggal Menteri keuangan-nya dan akhirnya berimbas pada kondisi pasar.

“Menunjukkan bahwa investor langsung mengambil sikap wait and see. Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia yang paling parah walaupun memang negara lain juga mengalami kenaikan persepsi risiko (CDS),” katanya. Melihat kondisi tersebut, Rahmat memperkirakan saat ini para investor masih akan terus bersikap hati-hati sambil terus menunggu kepastian siapa yang akan menjadi pengganti Sri Mulyani.

“Karena selama ini, terhadap kondisi ekonomi terkini, Menkeu selalu bisa memberikan landasan pengelolaan keuangan yang baik. Kemudian yang kedua terbukti bahwa keuangan kita sangat tertata dengan baik,” kata Rahmat.
Bukan hanya membuat yield dan CDS melonjak, Rahmat mengatakan bahwa kondisi politik yang akhir-akhir ini bergejolak-dan sayangnya juga melibatkan Menteri Keuangan- menjadi pemicu keluarnya capital inflow atau aliran modal yang harusnya masuk ke dalam negeri.

“Investor sangat percaya terhadap Sri Mulyani, beliau menciptakan iklim yang kondusif selama ini. Kemarin saya juga sempat bertemu dengan lembaga rating Moodys dan S&P, mereka juga menyuarakan bahwa ada kekhawatiran investor terhadap pengunduran Sri Mulyani Indrawati.

Penilaian rating agency juga akan berpengaruh. Kita tetap akan berupaya, situasi ke-vakuman atau kekosongan Menteri Keuangan tidak sampai membuat persepsi risiko tadi goyang,” tegasnya.

Dengan kondisi ekonomi yang terpengaruh cukup signifikan pasca pengunduran dirinya, Sri Mulyani Indrawati memilih untuk bungkam tak memberi tanggapan. Dalam dua kali agenda yang dihadirinya, Kamis (6/5), Managing Director World Bank yang akan bekerja mulai 1 Juni mendatang ini, memilih tidak menjawab satupun pertanyaan wartawan terkait kondisi terkini ekonomi Indonesia. Seperti kebiasaannya, dengan pengawalan ketat penjagaan, Sri Mulyani hanya melemparkan senyum saat ditanyakan turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena pengunduran dirinya tersebut.

“Kalau kita melihat pasar global, memang mengalami koreksi disemua tempat, Dolar juga. Namun sudah ada trend (mulai) menguat, jadi tidak usah terlalu banyak dispekulasi karena itu sifatnya temporary (sementara) dan akan membaik,” kata Menteri Koordinator bidang perekonomian Hatta Radjasa, mencoba untuk memberikan kepastian kondisi ekonomi selama masa transisi akan ditinggal Sri Mulyani.(jawapos)

0 komentar:

Posting Komentar