Hal itu dikemuakan oleh Presiden Yudhoyono saat membuka Konferensi Dewan Ketahanan Pangan 2010 di Jakarta Convention Center, Senin. “Ada beberapa alasan mengapa Indonesia harus tetap perduli terhadap ketahanan pangan. Antara lain, bahwa pangan adalah salah satu bagian dari kebutuhan dasar manusia atau basic human need,” katanya merujuk pada alasan pertama.
Alasan kedua, kata Presiden, adalah terjadinya peningkatan kebutuhan terhadap pangan karena bertambahnya penduduk dunia. “Di seluruh dunia terdapat kenaikan dari kelompok ‘middle class’ yang akan mengkonsumsi lebih banyak pangan. Dengan demikian, bukan hanya penduduk bertambah, tapi juga ada peningkatan kebutuhan dari lapisan masyarakat tertentu di dunia,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Kepala Negara mengatakan apabila jumlah penduduk Indonesia pascasensus penduduk 2010 berada dalam kisaran 235-240 juta maka kebutuhan pangan masih teratasi.
Ia mencontohkan kompetisi penggunaan jagung sebagai sumber bahan pangan dan sumber energi yang dapat mengganggu pasokan jagung bagi bahan pangan.
Alasan kelima, kata dia, adalah keterkaitan perdagangan dan logistik global. “Manakala negara-negara produsen beras itu ada masalah, sehingga ada krisis, maka akan cepat dirasakan oleh negara-negara lain di dunia,” jelasnya.
Sedangkan alasan terakhir adalah Indonesia harus meningkatkan ketahanan pangan, swasembada yang berkelanjutan, karena masih ada kerentanan di bidang pangan. “Masih ada kerawanan di bidang pangan di berbagai daerah,” ujarnya.
Konferensi Dewan Ketahanan Pangan yang dilangsungkan setiap dua tahun sekali itu,kali ini bertemakan. “Meningkatkan Komitmen Daerah untuk Membangun Kemandirian Pangan dan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan.”
Tema tersebut diambil berdasarkan survey Dewan Ketahanan Pangan tahun 2009 yang menunjukkan tingkat keaktifan dan komitmen pemerintah daerah dalam pengelolaan pembangunan ketahanan pangan masih belum optimal.
Sebelum menyampaikan sambutan dan arahannya, Presiden Yudhoyono menyerahkan secara simbolik Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia Tahun 2009 kepada Gubernur Jawa Tengah, Papua, dan Kalimantan Barat, serta Bupati Timur Tengah Selatan NTT, dan Bupati Minahasa Sulut.
Turut mendampingi Presiden, antara lain, Wakil Presiden Boediono, Ibu Ani Yudhoyono, Ibu Herawati Boediono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Menag Suryadarma Ali, dan Wakil Gubernur DKI Prijanto.(net)
0 komentar:
Posting Komentar