Pengamat pasar modal, Satrio Utomo mengatakan, rencana pembagian dividen bukan pertimbangan utama bagi pelaku pasar dalam kondisi market tertekan seperti saat ini. Menurutnya, pertimbangan dividen, sangat tergantung apakah pelaku pasar mau trading atau investasi.
Seperti diketahui, Selasa (25/5) ini, PT Astra Internasional (ASII) mengusulkan dividen tambahan senilai Rp830 per saham. Begitu juga dengan anak usahanya, PT Astra Agro Lestari (AALI) yang akan memberikan tambahan dividen Rp465 per saham yang cum-nya pada 8 Juni.
Tidak ketinggalan, PT United Tractors (UNTR) berencana membagikan dividen tambahan Rp360 per saham. Sedangkan dividen PT Astra Otoparts (AUTO) di level Rp 478 yang cum-nya pada 14 Juni 2010.
Satrio mencontohkan, level support ASII berikutnya di level Rp33.000. Karena itu, pelaku pasar baru berani masuk di level ini. Di sisi lain, bagi investor yang yang mempertimbangkan dividen, baru mau masuk jika divident yield-nya di atas rata-rata. “Sedangkan rata-rata divident yield berada di level 3-5 persen,” imbuhnya.
Kecuali, jika level divident yield paling rendah di level 3 persen, pelaku pasar baru menganggap informasi dividen menjadi penting. “Apalagi, dalam kondisi market volatile seperti ini,” tukasnya.
Namun demikian, bagi investor, yang mempertimbangkan bahwa dalam 10-15 tahun penjualan Toyota masih akan naik, valuasi grup Astra tetap positif. Karena itu, investor seharusnya lebih berani melakukan aksi beli atas saham ini. “Tapi, bagi trader harus melihat untung ruginya seperti apa,” timpalnya.
Lebih jauh, Satrio mengatakan, jika melihat kondisi regional, koreksi indeks saat ini baru pemanasan. Apalagi, indeks Hang Seng sudah tembus level support kuatnya di level 19.400. “Hang Seng berpotensi terkoreksi lagi hingga 10 persen,” tuturnya.
Karena itu, IHSG ^JKSE pun masih berpeluang turun ke level support 2.450. Bahkan, jika level ini gagal, support berikutnya di angka 2.100. “Karena itu, dalam posisi ini lebih baik holding cash. Semakin koreksi, semakin bagus karena akan mendapatkan harga yang lebih murah,” tukasnya.
Gina Novrina Nasution, riset analis dari Reliance Securities mengatakan hal senada. Menurutnya, dalam kondisi market terkoreksi tajam seperti saat ini, dividen tidak menjadi perhatian pasar.
Sebab, pasar melihat, sentimen negatif dari regional jauh lebih besar daripada sentimen positif pembagian dividen. “Apalagi, besaran dividen yang akan dibagikan juga jadi pertimbangan,” tandasnya. “Kalau dividen-nya kecil, tak berarti apa-apa.” (net)


0 komentar:
Posting Komentar