JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo memberikan jaminan kepada investor, pelaku pasar dan juga masyarakat Indonesia, bahwa struktur Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) baik APBN dan APBN-P 2010 sangat sehat. Hal ini katanya, dapat terlihat dari porsi uang kas negara dan berbagai indikator lainnya, yang memberi jaminan bahwa Indonesia terhindar dari krisis ekonomi jilid ketiga. Namun demikian menurutnya, pemerintah tetap saja harus berhati-hati dan mengawasi berbagai kemungkinan yang terjadi.
"Indikator ekonomi suatu negara biasanya dilihat dari industri perbankannya. Kita selalu update terus data. Untuk dana kita di pajak saja, saat ini sudah ada sekitar Rp 170 triliun, dan itu cash yang bisa kita gunakan. Artinya, uang tunai kita cukup tinggi. Namun kita tetap harus hati-hati," kata Agus, seusai rapat di DPR RI, Selasa (25/5).
Saat ini yang paling penting, kata Agus lagi, adalah bagaimana menjaga kondisi makro ekonomi tetap stabil, sehat dan berkesinambungan. Di mana pada tahun 2011, target defisit Indonesia diharapkan dapat menyentuh level 1,7 persen, dengan komitmen tidak menambah utang negara dan terus menutupi kekurangan dari peningkatan pendapatan negara, baik dari pajak maupun non-pajak.
Dijelaskan Menkeu, sampai dengan bulan Mei 2010, pendanaan negara dari pajak sudah terpenuhi sekitar 32 persen. Anggaran ini bisa diambil kapan saja, bila mana target penerimaan negara dari sumber lainnya tidak mencapai target. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa utang negara pun mengalami penurunan, dari 80 persen pada tahun 2005 menjadi hanya 26 persen di tahun 2010.
"Kita juga masih punya kekuatan ekonomi lainnya. Yakni, Indonesia memiliki cadangan devisa USD 71 miliar. Padahal lima tahun yang lalu masih pada kisaran USD 50 miliar. Ini harus kita sampaikan kepada investor di luar sana, begitu juga masyarakat, bahwa ekonomi kita tetap stabil. Namun demikian, kita tidak boleh lengah dan tetap waspada, terutama terhadap krisis di Yunani yang banyak membuat investor nervous. Dan itu wajar," tambahnya.
Sementara, Agus juga mengatakan bahwa ada beberapa poin penting yang menjadi fokus utama kerja Kemenkeu yang baru digawanginya selama tiga hari tersebut. "Yang penting adalah menjaga makro ekonomi yang stabil, dengan kebijakan fiskal yang baik. Mendapatkan penerimaan pajak yang besar dan melakukan pengeluaran optimal yang efektif. Setiap pengeluaran dan belanja negara harus mengarah pada bidang-bidang yang memberikan manfaat tinggi, seperti infrastruktur, terbukanya lapangan kerja, dan pengentasan kemiskinan," jelasnya.(jawapos)
0 komentar:
Posting Komentar