Pelemahan indeks hari ini dipicu faktor negatif bursa regional, menyusul anjloknya Wall Stret terbesar sejak April 2009. Sedangkan dari dalam negeri, pelemahan rupiah atas dolar dan mundurnya Sri Mulyani dari jabatab Menkeu, juga menekan bursa.
Sedangkan jatuhnya harga minyak mentah ke bawah level US$80 per barel, juga membawa sentimen negatif untuk saham sektor komoditas, terutama tambang. Minyak mentah di New York anjlok terbesar sejak Januari 2009, seiring pelemahan euro terhadap dolar AS atas kekhawatiran krisis utang Yunani akan menyebar, sehingga akan membatasi pertumbuhan ekonomi.
Perdagangan di Bursa Efek Indonesia cukup ramai, dimana volume transaksi mencapai 4,350 miliar lembar saham, senilai Rp 5,670 triliun dan frekuensi 93.160 kali. Sebanyak 33 saham naik, 206 saham turun dan 45 saham stagnan.
Asing terpantau membukukan penjualan bersih (foreign net sell) sebesar Rp674miliar.
Rinciannya adalah nilai transaksi beli asing sebesar Rp1,507 triliun, dengan nilai transaksi jual lebih besar mencapai Rp2,182 triliun.
Sedangkan emiten-emiten yang menguat antara lain PT HM Sampoerna (HMSP) naik Rp850 ke Rp14.400, PT Smart (SMAR) terangkat Rp250 ke Rp3.875, PT Matahari Dept Store (LPPF) naik Rp225 ke Rp2.675, PT Goodyear (GDYR) melambung Rp100 ke Rp13.800, dan PT Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) naik Rp50 ke Rp9.050.
Sedangkan indeks Nikkei jatuh 331,10 poin (3,1 persen) ke 10.364,59. Nikkei sepekan ini turun 6,3 persen dan sejak awal 2010 telah tergelincir 1,7 persen. Indeks Kospi di Seoul juga turun 37.21 poin (2.2 persen) ke level 1647.50, level terendah sejak 2 bulan terakhir.(net)


0 komentar:
Posting Komentar