Pengamat pasar keuangan Monex Investindo Futures Albertus J Christian menyatakan, pergerakan di pasar keuangan, Jumat (30/4), dipicu beragam sentimen. Salah satunya kondisi bursa saham regional Asia.
Lihat saja indeks Nikkei 225 Stock Average di Jepang yang ditutup menguat 132,61 poin (1,2 persen) menjadi 11.057,40, setelah hari libur kemarin. Demikian pula indeks komposit Shanghai yang naik 2,18 poin (0,1 persen) ke 2.870,61, indeks Kospi di Korsel naik 13.14 poin (0,8 persen) ke level 1.741,56 dan Straits Times Singapura yang naik 16,56 poin (0,56 persen) ke 2.975,57.
Namun, lanjut Albertus, pernyataan The Fed yang masih akan mempertahankan tingkat suku bunga di level rendah, justru menimbulkan pertanyaan bagi para investor. Pasalnya bila dilihat dari data-data perekonomian AS yang dirilis belakangan ini, terlihat adanya pemulihan ekonomi.
Menurutnya, keputusan dalam Sidang Paripurna Century beberapa waktu lalu memperlihatkan bahwa Partai Demokrat, partai dengan suara terbanyak di legislatif, tidak memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan yang berakhir pada Opsi C.
Dalam opsi tersebut dinyatakan bahwa kasus Century dinilai melanggar, baik dari sisi kebijakan ataupun pelaksanaannya. Kala itu Demokrat mengajukan Opsi A yang berisi bahwa baik kebijakan maupun pelaksanaannya tidak melanggar. “Kita (pelaku pasar) baru memperhatikan lagi, keadaan legislatif ini akan mempengaruhi kekuatan institusional,” lanjutnya.
Sementara BI, selaku bank sentral telah memberikan sinyal akan turun ke pasar keuangan guna mengontrol pergerakan rupiah. Hal ini terungkap dalam pernyataan Darmin Nasution, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. “Pak Darmin tadi bilang, kalau akan menjaga rupiah di level 9.000. Itu sinyal kalau BI akan turun tangan,” katanya.(net)
Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah menguat tipis ke 9.008, dengan kisaran pergerakan 9.009-9.015.(net)


0 komentar:
Posting Komentar