Sabtu, 26 Juni 2010

SBY Didesak Benahi Enam Hal Penting

0 komentar
 
Di KTT G20

JAKARTA- Presiden didesak untuk merespons dan membenahi enam hal penting dalam KTT G20 di Toronto. Pertama, respons G20 terhadap penangganan krisis Yunani. “Apakah sudah cukup? Koordinasi memadai? Sistemik?” ujar Sekjen Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) dan juga Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Anggito Abimanyu, saat berbincang dengan wartawan, di Gedung Kemenko, Jakarta, Jumat (25/6).

Kedua, pendekatan implementasi balanced growth. Ketiga, strategi dari exit policy, berupa stimulus fiskal dan moneter, waktu, magnitude, dan perpanjangannya.
Keempat, melakukan reformasi IMF dan World Bank, quota increased, seleksi manajer senior, serta intrumen krisis dan GLobal Expenditure Support Funds (GESF). Kelima, penyelesaian putaran Doha, cara dan jadwal baru.
Terakhir, financial regulatory reforms, regulasi yang lebih ketat terhadap permodalan, prudensial, credit rating, serta bagaimana dengan negara berkembang.
SBY: Hindari Krisis Baru
Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan, untuk menghindari terjadinya dampak krisis ekonomi, Indonesia akan mengusulkan kepada negara-negara maju membentuk jaring pengaman finansial global.
Usulan itu akan disampaikan dalam KTT G-20 di Toronto, Kanada, 26–27 Juni mendatang. “Indonesia tidak ingin ada masalah baru pada tingkat dunia. Dalam kaitan itulah kita berjuang agar dalam G-20 summit, kita semua bisa terus menjaga global economy recovery and growth. Dan kemudian kita bisa mencegah new crisis yang bisa terjadi,” ungkap Presiden SBY dalam keterangan persnya di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, sebelum bertolak ke Toronto, kemarin.

Presiden menegaskan, pandangan Indonesia itu disampaikan mengingat krisis pada 2008–2009 serta krisis keuangan di Eropa akhir-akhir ini. Akibat krisis itu, sejumlah negara maju dan berkembang termasuk Indonesia terkena imbasnya.“Dengan demikian, kalau ada apa-apa (krisis) ada sabuk pengamannya,” tandas Presiden.

Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono sore kemarin bertolak ke Toronto untuk menghadiri KTT G-20. Selain ke Kanada, Presiden juga akan melakukan kunjungan kerja ke Turki dan Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah umrah di Mekkah dan dilanjutkan ke Madinah.
Presiden dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada Minggu 4 Juli. KTT G-20 kali ini merupakan pertemuan keempat setelah sebelumnya diselenggarakan di Washington DC (November 2008), London (April 2009), dan Pittsburgh (September 2009).
Selama berada di Toronto, Presiden juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama,Presiden China Hu Jin Tao, Perdana Menteri (PM) Australia yang baru Julia Gillard, dan PM Vietnam Nguyen Tan Dung.
Indonesia yang telah mematuhi dan menjalani semua hasil kesepakatan KTT G-20 terbukti dapat melewati krisis 2008–2009. Pemerintah juga berhasil memelihara makro ekonomi dengan baik, termasuk memastikan tidak adanya proteksionisme yang bisa mengganggu perdagangan internasional.

Bahkan, Indonesia dinilai sebagai negara yang kompeten untuk meminimalkan dampak krisis perekonomian global. Sementara itu, Staf Khusus Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal mengatakan, usai dari Toronto,Presiden SBY pada 28 Juni akan bertolak ke Turki.

Kunjungan selama empat hari itu dalam rangka memenuhi undangan Pemerintah Turki. Kunjungan ke Turki untuk memperkuat hubungan dan kerja sama bilateral kedua negara di bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan pariwisata, serta membahas masalah regional dan global.

Selama di Turki Presiden akan berada di Ankara dan Istanbul. Selama di Ankara Presiden akan melakukan pertemuan dengan Presiden TurkiAbdullah Güll, PM Turki Recep Tayyip Erdogan, dan Ketua Parlemen Turki Mahmet Ali Sahin. “Presiden juga akan menyampaikan pidato di hadapan Parlemen Turki,” pungkasnya.(net)

0 komentar:

Posting Komentar