Sabtu, 24 April 2010

Akhir Pekan, Tambang Picu IHSG Turun Tipis

0 komentar
Jakarta – IHSG gagal membebaskan diri dari aksi profit taking pada perdagangan akhir pekan ini. Derasnya aksi ambil untung saham-saham unggulan, terutama dari sektor tambang, menjadi katalisnya. 

Pada perdagangan Jumat (23/4), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,8 poin (0,06 persen) ke level 2.924,731. Demikian pula saham unggulan LQ45 turun 0,7 poin (0,14 persen) ke level 567,98.

Indeks saham sepanjang perdagangan bergerak di area negatif. Setelah dibuka melemah 0,25 persen ke level 2.919, indeks bergerak turun hingga pada sesi siang berada di level 2.914. Pada akhir perdagangan, indeks berbalik arah karena investor menjaga level psikologis menuju level 2.940. Indeks pun akhirnya ditutup di level 2.924, masih di zona merah. 
Analis saham Milenium Danatama Securities Ahmad Riyadi mengatakan, IHSG ditutup melemah, seiring koreksi bursa regional Asia. Tertekannya bursa hingga sempat menyentuh 2.907, dipicu aksi ambil untung investor. “Koreksi indeks menunjukkan tidak adanya saham yang atraktif. Hal ini dimanfaatkan untuk merealisasikan keuntungan oleh investor,”ujarnya , Jumat (23/4). 

Ia pun menunjukkan, kalau pekan depan harga minyak dan komoditas naik, maka indeks akan bergerak menuju level 2.940. Hal ini akan mendorong saham-saham pertambangan seperti ADRO dan BIPI serta BUMI maupun ENRG memicu kegairahan pasar. “Namun saham lapis dua pun tidak salah kalau untuk spekulasi,” katanya.

Semua sektor bergerak variatif, dimana saham tambang memimpin pelemahan bursa sebesar 0,8 persen, disusul sektor perkebunan 0,7 persen, finansial 0,4 persen, infrastruktur 0,3 persen, dan properti 0,1 persen. Sedangkan sektore perdagangan memimpin penguatan dengan naik 1,1 persen, konsumsi 0,9 persen, aneka industri dan menufaktur 0,6 persen, serta industri dasar yang naik 0,14 persen.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia cukup ramai, dimana volume transaksi mencapai 4,645 miliar lembar saham, senilai Rp 3,206 triliun dan frekuensi 96.675 kali. Sebanyak 86 saham naik, 108 saham turun dan 75 saham stagnan.

Namun, investor asing masih mencatatkan transaksi pembelian bersih (foreign net buy) sebesar Rp20 miliar. Dengan rincian nilai transaksi beli mencapai Rp899 triliun dan nilai transaksi jual sebesar Rp878 miliar. 
Beberapa emiten yang melemah antara lain Astra Agro Lestari (AALI) turun Rp 300 ke Rp 23.650, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 300 ke Rp 26.700, Indo Mobil (IMAS) turun Rp 100 ke Rp 760, Aneka Tambang (ANTM) turun Rp 75 ke Rp 2,425, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 50 ke Rp 5.300.
Sedangkan emiten-emiten yang menguat antara lain Multi Bintang (MLBI) naik Rp 1.000 ke Rp 169.000, Astra Internasional (ASII) naik Rp 350 ke Rp 45.800, Unilever (UNVR) naik Rp 350 ke Rp 13.050, Astra Otoparts (AUTO) naik Rp 200 ke Rp 9.650, Goodyear (GDYR) naik Rp 200 ke Rp 14.100.

IHSG melemah seiring koreksi yang terjadi di bursa regional Asia. Indeks Hangseng di Hong Kong turun 210.45 poin (1 persen) ke level 21.244,49 dan sepekan ini telah turun 2.8 persen, indeks Nikkei 225 di Jepang melemah 34,63 poin (0,3 persen) ke level 10.914,46, indeks Kospi di Seoul terkoreksi 2.49 poin (0.1 persen) pada level 1.737,03 dan indeks komposit Shanghai turun 15,94 poin (0,5 persen) ke level 2.983,54.

Sedangkan bursa Eropa dibuka menguat, di tengah kekhawatiran Yunani. Indeks Stoxx 600 Eropa naik 0,3 persen pada 266,0, indeks FTSE 100 London naik 0,3 persen di 5.684,6, indeks DAX Frankfurt naik 0,5 persen menjadi 6.201,1 dan indeks CAC-40 Paris naik 0,1 persen menjadi 3.928,8.(net)

0 komentar:

Posting Komentar