Namun mulai tahun 2010 ini, akan dilakukan berbagai ujicoba untuk menemukan formula yang tepat bagi penyaluran BBM bersubsidi tersebut. “Agar nantinya masyarakat tidak gagap. Yang sudah kita lakukan adalah membuat roadmap agar BBM subsidi itu jatuh pada yang berhak. Itu kita rencanakan jalan di 2011-2014. Untuk 2010 ini baru dalam rangka penataan dulu. Kita inginnya langkah tersebut tidak menggunakan sarana yang mahal. Tapi dengan sarana yang sederhana tetapi tercapai tujuannya,’’ kata Evita.
Opsi kedua yang ditawarkan pemerintah adalah pembatasan pemberian BBM bersubsidi bagi kendaraan yang tahun keluarannya diatas tahun 2000. Evita menjelaskan, dasar pemikiran pemerintah terhadap opsi ini adalah sebagian besar mobil keluaran di atas tahun 2000 memiliki syarat penggunaan bensin dengan oktan di atas 88.’’Jadi sebenarnya menguntungkan pemilik mobil juga. Kita ini kan inginnya win-win solution juga, biar tidak rusak,’’katanya.
Hanya saja kata Evita, dari beberapa opsi ini, opsi pembatasan BB subsidi hanya untuk kendaraan plat kuning, lebih banyak diminati. Karena lebih memudahkan pemerintah dalam penentuan kualifikasi pemberian BBM bersubsidi. “Tapi kitakan harus lihat dulu CC dan jenis kendaraan pribadinya juga.
Meski banyak yang lebih mendukung opsi plat kuning. Soal tekhnis (penyaluran) untuk membedakan kendaraan, kita bisa pakai stiker besar. Nanti stikernya dari kepolisian,’’ kata Evita.
Meski baru tahap ujicoba memilih tiga opsi, Evita mengatakan bahwa pembatasan BBM subsidi sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi. Karena melalui pembatasan BBM subsidi ini, pemerintah akan mampu melakukan penghematan hingga 40 persen dari volume BBM bersubsidi yang dibiayai pemerintah.
“Harapan kami penghematannya bisa cukup besar. Bisa sampai 40 persen. Itu dari semuanya, gabungan dari volue bensin, solar dan minyak tanah bersubsidi. 40 persen itu untuk dua tahun percobaan. Makanya nanti mulainya di 2011,’’ katanya.


0 komentar:
Posting Komentar