Rabu, 30 Juni 2010

KTT G-20 Cuma Buang-Buang Waktu

0 komentar
JAKARTA- Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara yang tergabung dalam G-20 di Toronto, Kanada pada 26-27 Juni lalu diyakini hanya menyita waktu, tenaga, dan biaya serta tidak menghasilkan apa-apa bagi perekonomian dunia.

Hal ini dikatakan Deputy Head Global Economist dari Bank UBS, Paul Donovan dalam acara diskusi UBS dengan tema ‘Prospek Ekonomi Global Pada Semester Kedua 2010 dan Implikasi Krisis Eropa Terhadap Perekonomian Dunia, termasuk Indonesia’ di Jakarta, Selasa, (29/6).

“KTT G-20 kemarin hanya menghabiskan waktu, tenaga dan uang dan tidak akan menghasilkan apapun untuk pertumbuhan ekonomi dunia dan penanggulangan krisis Eropa maupun pemulihan usai resesi global 2008,” ungkapnya.
Pasalnya, permasalahan krisis setiap negara serta kebutuhan untuk penanggulangannya berbeda-beda. Sedangkan pertemuan tersebut ingin menyatukan semua negara-negara G-20 untuk bersama-sama menanggulangi krisis, memulihkan dampak krisis dan menumbuhkan perekonomian negara G-20.

“Kita bisa lihat sebelum G-20 di bentuk dan masih berbentuk G-8 tidak ada satupun hasilnya. Padahal, delapan negara tentunya lebih sedikit daripada 20 negara seperti saat ini,” tambahnya.

Dia melanjutkan, pertemuan tersebut walaupun memakai telekonferensi tetap saja masih membuang-buang waktu dan tenaga walaupun lebih efisien. “Apalagi dengan mengirim delegasi pimpinan negara-negara, tentu hanya memboroskan uang saja,” pungkasnya.
Sekadar informasi, G-20 mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama pada 2008 di Washington. KTT digelar setelah AS mengalami kejatuhan hipotek yang mengakibatkan tsunami krisis keuangan ke seluruh penjuru dunia.
Satu tahun kemudian, terjadi perpindahan kekuasaan ekonomi global. Anggota G-20 memutuskan menjadi forum pemimpin negara menggantikan kelompok delapan (G-8) yang sebelumnya menguasai ekonomi dunia. G-8 sendiri merupakan kelompok negara maju terdiri dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat (AS). Dengan beralihnya kekuasaan G-8 ke G-20, beberapa negara berkembang dan maju masuk dalam lingkaran kekuasaan ekonomi global.

Negara-negara itu meliputi, Argentina, Australia, Brasil, China, Indonesia, Korea Selatan, Meksiko, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, dan Uni Eropa (UE). G-20 mewakili 90 persen produk domestik bruto (PDB) dunia, 80 persen perdagangan dunia, dan dua per tiga populasi global.(net)

0 komentar:

Posting Komentar