Jumat, 25 Juni 2010

Menkeu : Pengecer Diharap Tak Langsung Naikkan Harga

0 komentar
JAKARTA- Menteri Keuangan Agus Martowardojo berharap agar para pengecer tidak langsung menaikkan harga barang tertentu hanya karena alasan penyesuaian kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Hal tersebut ditegaskannya saat ditemui wartawan, di Kantornya, Jakarta, Kamis (24/6). Dirinya menilai saat ini inflasi di Indonesia masih dalam kondisi positif.

“Kita masih ingin mengharapkan inflasi ada di kisaran lima sampai enam persen. Jadi kalau pun ada kenaikan itu lebih ke administrated price (harga yang diatur pemerintah), misalnya kayak tadi ada dampak listrik dinaikkan,” ungkap Agus.
Dengan adanya kenaikan TDL 10 persen pada Juli nanti, Menkeu mengimbau agar masyarakat tidak ikut-ikutan menaikkan harga barang konsumsi. “Tetapi kita menghimbau agar semua masyarakat jangan cepat menaikkan harga karena ada penyesuaian harga PLN (TDL),” tandasnya. Sebelumnya, Bank Dunia mengingatkan tentang ancaman kenaikan inflasi pada semester kedua nanti menjadi 6,4 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari target Bank Indonesia sebesar lima persen hingga akhir tahun.

Pelanggan Listrik di Depok Terimbas Kenaikan TDL
Sementara itu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN/Persero) wilayah Depok mengungkapkan bila ada sekira 5.000 pelanggan listrik untuk kalangan industri di Depok yang akan terkena imbas kenaikan tarif dasar listrik (TDL).
Hal tersebut seperti dikatakan Humas PT Perusahaan Listrik Negara (PLN/Persero) Depok, Muhammad Imron, kepada wartawan di kantor PLN, Kota Kembang, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, kemarin (24/6).

“Mungkin yang paling terkena dampaknya sekira 5.000 pelanggan industri di Depok, meskipun itu hanya persentase kecil yakni setara tiga persen. Sosialisasi pun kita belum ada soal TDL, dan kami masih menunggu keputusan pemerintah dan kita hanya pelaksana saja,” ungkapnya. Di sisi lain, dia menambahkan bila kerugian yang diderita PLN sehingga harus membuat pihaknya menaikkan TDL karena harga produksi dan harga jual yang tidak seimbang.

Imron mengakui bila per bulannya PLN bisa mengalami kerugian hingga miliaran rupiah, dengan losses sebesar sembilan persen per bulan. Namun demikian, dikatakannya, pihak PLN tetap berkomitmen akan melayani konsumen sebaik mungkin. “Meskipun naik, kami akan melayani konsumen sebaik mungkin karena PLN menuju world company services. Karena menuju itu, jadi kita sudah komitmen. Di sisi lain, ruginya enggak seimbang antara harga produksi dan harga jual,” katanya.(net)

0 komentar:

Posting Komentar