Jumat, 25 Juni 2010

Molindo Batal Go Public

0 komentar
JAKARTA – PT Molindo Industrial Raya dipastikan batal melantai di bursa. Tidak adanya kesepakatan harga penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) antara perseroan dengan penjamin emisi menjadi pemicunya.
“Berdasarkan penawaran awal (bookbuilding) tidak tercapai kesepakatan harga,” kata Presiden Direktur PT Mandiri Sekuritas Harry Supoyo, selaku penjamin emisi saat dihubungi di Jakarta, kemarin.

Ia mengatakan, manajemen Molindo bersama penjamin emisi baru saja merampungkan masa bookbuilding dalam rangka penawaran umum saham perdana. 

Roadshow internasional dimulai pada 14 Juni 2010 di Singapura dan ditutup 18 Juni 2010 di Hong Kong. Menurut Harry, dalam roadshow internasional tersebut, respons investor cukup positif. Mereka, lanjut Harry, baik investor institusi dan sebagian ritel memberikan apresiasi pada saham IPO. Selain melakukan roadshow luar negeri, Molindo juga melakukan penawaran awal kepada investor domestik di Jakarta dan Surabaya .
Hasilnya, permintaan investor lokal sangat kuat. “Hingga saat ini sebagian besar pemesan saham IPO Molindo berasal dari investor lokal,” kata Harry.
Melihat animo investor, perseroan akan memberikan porsi lebih besar kepada investor domestik. Langkah ini penting guna mendukung target otoritas yang ingin memberdayakan investir domestik (ritel). 

Meski demikian, ia berjanji alokasi pembagiannya akan dilakukan secara proporsional antara porsi asing dan domestik. IPO Molindo ditawarkan dengan kisaran Rp 450-750 per saham. Dengan kisaran ini, dana IPO yang ditargetkan mencapai Rp 487 miliar. Sayangnya, lanjut Harry, dalam masa bookbuilding permintaan investor hanya terjadi di level tertentu saja. 

Padahal level tersebut tidak sesuai dengan keinginan Molindo. ”Saya tidak bisa menyebutkan harga yang terbentuk berdasarkan permintaan investor di level mana,” katanya. 
Berdasarkan kabar, dalam masa bookbuilding investor banyak menawar harga minimal yakni di level Rp 450 per saham. 

Sementara Molindo ingin harga yang terbentuk di level Rp 550 sehingga sesuai dengan rencana awal. Tidak beraninya investor menawar lebih tinggi dari harga minimal di kisaran Rp 450 karena bisnis inti Molindo di bidang industri kimia berbasis agro dengan produk Ethanol masih asing dibanding sektor lain seperti batu bara atau perbankan.(net)

0 komentar:

Posting Komentar