Kamis, 08 Juli 2010

Kredit Tumbuh 18,6 Persen

0 komentar
JAKARTA - Geliat perbankan nasional dalam menyalurkan kredit mulai terlihat signifikan pada Juni 2010. Data yang diungkapkan Bank Indonesia (BI) menyebutkan, pertumbuhan kredit perbankan nasional pada Juni 2010 sebesar 18,6 persen year on year (yoy).
“Intermediasi perbankan semakin membaik tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir Juni 2010 mencapai 18,6 persen yoy,” ujar Darmin Nasution, Pjs Gubernur BI di Jakarta. Ia menambahkan, untuk keseluruhan 2010, pertumbuhan kredit diperkirakan mencapai 22 persen hingga 24 persen.

Target kredit sebesar itu melihat aspek meningkatnya keyakinan pelaku ekonomi terhadap prospek perekonomian yang semakin membaik. ”Bank Indonesia akan selalu mencermati kondisi di sektor perbankan dan mendorong peningkatan efisiensi perbankan agar fungsi intermediasi dapat dioptimalkan,” tuturnya.

Industri perbankan, jelasnya, juga menunjukkan perkembangan yang tetap stabil sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah lima persen.
Terkait dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2010, ujar Darmin, diperkirakan akan cenderung menuju ke batas atas kisaran proyeksi 5,5 persen sampai enam persen. ”Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai sekitar 6 persen pada triwulan II-2010,” tandasnya.

Kenaikan ekspor dan investasi diperkirakan akan terus terjadi dan semakin memperkuat kenaikan konsumsi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada tahun 2010 dan 2011. Untuk 2011, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai kisaran enam persen hingga 6,5 persen. 

Perbaikan kinerja sektor eksternal antara lain tercermin pada surplus transaksi berjalan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang diperkirakan mencapai USD1,75 miliar pada triwulan II-2010, lebih tinggi dari perkiraan semula sebesar USD1,23 miliar. Sementara surplus pada transaksi modal dan finansial juga diperkirakan lebih besar, yaitu mencapai USD3,09 miliar, lebih tinggi dari perkiraan semula sebesar USD1,16 miliar.

Tingginya surplus yang terjadi baik pada neraca transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial sejalan dengan perbaikan ekonomi global yang disertai kenaikan harga komoditas dunia. Dan mulai meningkatnya arus modal asing karena perbaikan outlook credit rating dan persepsi internasional terhadap Indonesia.(Jawa Pos)

0 komentar:

Posting Komentar