Kamis, 01 Juli 2010

Pemerintah-AS Akui Belum Negosiasi Soal Utang

0 komentar
JAKARTA–Pemerintah mengaku belum melakukan negosiasi kembali dengan Amerika Serikat (AS) terkait utang senilai USD29,92 juta yang dialihkan untuk konversi hutan di Sumatera (debt for nature swap).

Dirjen Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto menambahkan, hal tersebut masih dalam tahap pembicaraan awal karena dibawah koordinasi Menko dengan beberapa kementerian dan lembaga terkait lainnya.

“Itu masih dalam pengusulan, masih dibahas. Karena kalau debt swap itu peranannya ada di Menko, dan kordinasi dengan beberapa Kementrian Lembaga yang terkait,” terangnya di kantor Kementerian Keuangan, Jalan Dr Wahidin, Jakarta, Rabu (30/6).
Menurutnya, Dirjen Pengeloaan Utang sendiri nantinya akan menindaklanjuti hal tersebut jika telah ada kesepakatan. “Jadi nanti berapa yang akan dikonversi, dari loan yang mana, kemudian baru eksekusinya,” lanjutnya.

Dengan adanya pengalihan utang tersebut, manfaat bagi Indonesia ialah adanya pengurangan utang. Maklum saja, karena dengan konversi tersebut AS mendapatkan manfaat atas mekanisme pengalihan sisa pembayaran utang Indonesia terkait isu perubahan iklim. “Kalau itu debt swap, iya akan ada pengurangan. Tapi saya belum cek lagi,” ucapnya.

Hingga saat ini, secara detail belum ada pembicaraan lebih lanjut dengan AS terkait hal tersebut, karena hal tersebut masih dalam pengusulan. Sekadar catatan, Greenomics Indonesia sebelumnya mendesak Pemerintah RI mengevaluasi perjanjian pengalihan utang konservasi hutan di Sumatra (debt for nature swap) antara Indonesia dan AS sebesar USD29,92 juta.

Lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan ini menilai sisa pembayaran utang pemerintah kepada AS sebesar USD29,92 juta untuk membiayai konservasi hutan Sumatera yang ditandatangani pada 30 Juni 2009 tidak memberikan dampak positif bagi Indonesia. Apalagi, Pemerintah AS tidak memberikan potongan terhadap sisa pembayaran utang Indonesia tersebut.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo sendiri mengaku belum mendapat update terkait perkembangan hal tersebut. “Saya belum up to date terkait itu,” ujar Agus.(net)

0 komentar:

Posting Komentar