Jumat, 16 Juli 2010

Pemerintah RI Komitmen Kembangkan Teknologi Energi Terbarukan

0 komentar
JAKARTA- Pemerintah RI Komitmen Kembangkan Teknologi Energi Terbarukan, melihat konsumsi energi Indonesia meningkat rata-rata tujuh persen per tahun selama 10 tahun terakhir, dengan minyak bumi masih mendominasi sumber energi nasional.
Menurut Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 2006, pemerintah berkeinginan untuk menurunkan ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan peran jenis energi baru dan terbarukan.

“Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan energi terbarukan, sehingga industri ini masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut,” terang Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Maryam Ayuni.

Renewable Energy Asia (REA 2010) yang akan diselenggarakan di Bangkok, Thailand, pada 15-18 September 2010 akan memberi kesempatan kepada pengunjung yang mencari teknologi dan investasi regional.

“Kementerian ESDM berkomitmen untuk menjaga kesinambungan ketersediaan energi nasional yang berlanjutan dengan memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penggunaan energi terbarukan dan konservasi energi,” ungkapnya.

Dalam upaya mewujudkan penyediaan energi berkelanjutan melalui Blue Print Pengelolaan Energi Nasional, pemerintah telah menetapkan target pemanfaatan energi baru dan terbarukan, khususnya biomassa, nuklir, tenaga air, tenaga surya dan tenaga angin menjadi lebih dari 17 persen hingga 2025.
REA 2010 merupakan road show yang bermaksud mempromosikan energi terbarukan dan mengajak partisipasi regional untuk terlibat dalam isu ini. RE Asia 2010 yang diselenggarakan untuk keenam kalinya ini akan mempertunjukkan berbagai teknologi dan menyediakan forum bagi investor yang mencari kesempatan investasi regional.

Pemulihan ekonomi di wilayah Asia Tenggara yang cepat akan memberi kesempatan besar bagi investasi di bidang energi terbarukan dan efisiensi energi di wilayah ini, yang pada akhirnya akan mendorong transaksi bisnis selama pameran empat hari ini.

“Kami berharap pertumbuhan ekonomi yang spektakuler di wilayah Asia Tenggara akan memperbarui investasi intra-Asean dan di luar Asean pada pasar energi terbarukan di Asia Tenggara. Asean telah bertekad untuk mengalokasikan 15 persen dari total kapasitas energi untuk energi terbarukan hingga tahun 2015, dan hal itu berarti nilai investasi miliaran dolar,” kata Managing Director UBM Asia (Thailand) Michiel Kruse, penyelenggara pameran.
RE Asia mendapat dukungan dari pemerintahan Thailand dalam mengundang pengunjung dari luar negeri. Supawan Teerarat, Direktur Pameran Thailand Convention and Exhibition Bureau (TCEB), badan pemerintah di bawah pengawasan Perdana Menteri mengatakan, “Kami mengundang bisnis di Indonesia untuk berpartisipasi dalam pameran keenam ini di mana mereka akan menemukan kesempatan usaha besar dan mitra usaha potensial dari Thailand dan sekitar wilayah Asia Tenggara,” paparnya.

Salah satu pendukung utama adalah program tuan rumah dari pejabat pemerintahan Asean, investor dan pembeli yang diatur oleh UBM Asia (Thailand) untuk membawa figur-figur penting bertemu dalam satu forum. Akan ada pavilion gratis bagi setiap negara Asean yang berpartisipasi, dan pertemuan yang hanya berdasar undangan, serta pemasangan bisnis berdasarkan web (web-based business matching).

“Dukungan lebih lanjut akan diberikan oleh Forum Investasi Asean, di mana perwakilan negara-negara Asean dapat menunjukkan kepada pengunjung yang terdiri atas calon investor, berbagai kesempatan investasi dan kebutuhan pada negaranya masing-masing,” tambah Michiel Kruse.
Para peserta pameran RE Asia 2010 akan menampilkan ribuan inovasi teknologi, termasuk Paviliun Jepang (Kansai), Paviliun Jepang (Jetro), Paviliun Jerman, Paviliun SIngapura, dan Paviliun Efisiensi Energi. Paviliun-paviliun lainnya termasuk Paviliun investment atau buyers bagi negara-negara Asean yang berpartisipasi serta renewable energy one-stop clinic.(net)

0 komentar:

Posting Komentar