Jumat, 17 September 2010

Bulog Khawatirkan Penundaan Permintaan Raskin

0 komentar
LUBUKLINGGAU- Kebijakan dipercepatnya penyaluran RASKIN (Beras untuk Rumah Tangga Miskin) Agustus dan September lalu, menimbulkan kekhawatiran bagi pihak Bulog Kota Lubuklinggau. Meskipun menjelang Idul Fitri 1431 Hijriah 500 ton raskin telah disalurkan kepada rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM), namun diyakini September ini permintaan ini akan terus meningkat. Sedangkan raskin baru bisa disalurkan kembali awal Oktober 2010.
“Akan terjadi tumpukan penundaan permintaan di setiap kelurahan. Sebab, raskin yang seharusnya dimanfaatkan September 2010, sudah disalurkan menjelang Idul Fitri kemarin. Pemicunya karena masyarakat ingin membayar zakat fitrah. Meskipun September ini mereka mengajukan permintaan, bulog belum bisa menyalurkan. Sebab, bulog baru bisa kembali menyalurkan awal Oktober mendatang,” jelas Meizarany, Kansilog Kota Lubuklinggau saat ditemui wartawan koran ini, Kamis (16/9).
Jika melihat permintaan raskin Agustus lalu, menjelang lebaran kemarin permintaan raskin meningkat 30 persen. Untuk wilayah kota rata-rata setiap kecamatan mengambil raskin. Sedangkan untuk wilayah kabupaten hampir 80 persen sudah menerima raskin menjelang lebaran.
Sementara ini, lanjut Meizarany, stok yang ada di gudang Bulog sebanyak 850 ton. Dan dipastikan awal Oktober bulog akan menerima beras dari Palembang sebanyak 1000 ton.
Sedangkan untuk stok yang diambil dari petani lokal sudah habis. Untuk 2010 ini pengadaan raskin dari petani lokal sebanyak 3.610 ton.
“Dalam hal kualitas 2010 ini penyortiran terus dilakukan dengan maksimal, terutama dengan melakukan koordinasi dengan baik antara petugas pemeriksa kualitas dengan petugas penangungjawab gudang. 2010 ini, bulog melakukan penyortiran dengan cara mengambil sampel dari setiap sak raskin. Sedangkan 2009 lalu penyortiran hanya dilakukan dengan mengambil 5 persen sampel dari jumlah keseluruhan. Oleh sebab itulah banyaknya keluhan dari masyarakat mngenai kualitas pada 2009 lalu, menjadi pelajaran bagi bulog untuk memperbaiki kualitas 2010 ini. Akhirnya keluhan dari masyarakat tidak ada lagi tahun ini,” terang Meizarany.
Mengenai ketetapan harga raskin yang ditetapkan dari bulog ke Warung Desa (Wardes) Rp 1.600 per kilogram. “Namun ketetapan harga ini masih terkendala dengan hambatan geografis. Jauhnya lokasi RTSPM dari Titik Ditsribusi mengakibatkan RTSPM harus membayar lebih untuk mendekatkan beras ke rumahnya. Harga tebus raskin oleh RTSPM tidak lagi seharga Rp.1.000/kg atau 1.600/kg karena RTS harus membayar biaya-biaya lain untuk operasional dan angkutan dari Titik Distribusi (TD) ke rumah mereka,” jelas Meizarany.
Selain itu Meizarany menambahkan, ada satu kekhawatiran lain yang menjadi prhatian bulog Kota Lubuklinggau saat ini. Sebab ada satu desa yang sejak awal 2010 sampai sekarang tidak mengirimkan permintaan raskin. Sedangkan ada 83 RTSPM yang membutuhkan raskin.
“Hingga saat ini bulog belum mengetahui secara pasti penyebab tidak adanya permintaan dari kelurahan yang bersangkutan. Sedangkan bulog kesulitan untuk berkoordinasi dengan mereka. Nama kelurahan tersebut adalah Bina Karya Kecamatan Karang Dapo. Jika penyaluran raskin ini dilakukan, setiap bulan Kelurahan Bina Karya akan menerima 1245 ton. Sedangkan sampai September ini belum ada penyaluran sama sekali,” jelas Meizarany.
Dikhawatirkan, tambah Meizarany, jika 11.205 ton raskin tidak tersalurkan tahun ini bisa saja tahun depan jatah bulog Kota Lubuklinggau akan dipotong. Sedangkan saat wartawan koran ini menanyakan kebenaran akan diadakannya raskin ke 13, Meizarany menolak untuk berkomentar.
(Mg03)

0 komentar:

Posting Komentar