Rabu, 29 September 2010

Lubuklinggau Minim Produksi Ternak

0 komentar
LUBUKLINGGAU- Warga Kota Lubuklinggau membutuhkan 2000 hingga 3000 ekor sapi per tahun, 240-360 ton daging ayam per tahun, dan 70-90 ton telur per bulan atau 870 sampai 1080 ton telur per tahun. Sedangkan persediaan di Lubuklinggau mampu memproduksi 200 ekor sapi per tahun, 15-20 ribu ayam potong per tahun atau berkisar 15 sampai 20 ton/ tahun.
Jumlah ini berdasarkan data dihimpun Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kota Lubuklinggau. “Sampai saat ini Lubuklinggau belum memproduksi telur ayam, sedangkan jika dilihat dari kebutuhan masyarakat Lubuklinggau sangat banyak mengonsumsi telur sebagai salah satu pemenuhan kebutuhan protein sehari-hari,” jelas Roro Rita, Kabid Peternakan pada Diskanak, Selasa (28/9).
Untuk memproduksi telur, lanjut Roro Rita, membutuhkan modal lebih besar daripada sekedar ternak. Membutuhkan perawatan lebih intensif. “Selain itu, selama ini belum ada investor dari swasta menginginkan untuk pengembangan ternak ayam petelur,” paparnya.
Sedangkan dari Diskanak, lanjut dia, saat ini sedang berusaha untuk terus melakukan pembinaan dan pemantauan terutama untuk ternak ayam potong dan sapi. Untuk membuat program baru membutuhkan dana sudah dianggarkan tetapi 2010 ini Diskanak belum menyiapkan program khusus untuk pemenuhan kebutuha ternak Kota Lubuklinggau.
Ia meneruskan melihat tahun 2009, maka kebutuhan daging makin meningkat. Keadaan itu dipicu dengan meningkatnya populasi penduduk 2010. Pada 2009 lalu, produksi daging ternak di Kota Lubuklinggau 888.300 ton untuk daging Sapi, 138.775 ton daging kerbau, 53.770 ton daging kambing dan 5.980 ton daging Domba. “Diperkirakan peningkatan akan terus terjadi karena kebutuhan terus meningkat. Mengenai kejelasan jumlah Diskanak belum bisa memastikan, sebab rekapitulasi baru akan dibuat akhir tahun. Sedangkan September 2010 ini, setiap hari kami memotong 8 sampai 10 ekor sapi,” jelas Roro Rita.
Guna menutupi besarnya kebutuhan masyarakat akan ternak ini, Pemkot Lubuklinggau mengupayakan tetap bisa meminta suplai dari luar daerah. “Dari seluruh kebutuhan yang begitu besar, Lubuklinggau hanya mampu menyediakan lebih kurang 30 persen. Sedangkan 70 persen, Lubuklinggau mengambil dari Bengkulu dan Lampung. Sedangkan untuk komoditi telur ayam, Lubuklinggau meminta dari Medan dan Padang,” tambah Roro Rita.
Mengenai kendala, selama ini yang masih sering terjadi pada ternak unggas Kota Lubuklinggau adalah serangan Newcastle Disease (ND). “Penyakit ini yang sering menyerang ternak ayam, namun selama ini petugas dari Diskanak dan Poskeswan sudah bisa menangani hal tersebut.(Mg03)

0 komentar:

Posting Komentar